1. Startup

Persaingan Makin Ketat, Tokopedia Malah Kebanjiran Investor

Pertumbuhan e-commerce di Indonesia bisa dikatakan sangat pesat. Satu persatu bermunculan, mulai dari pemain besar hingga kecil. Seperti dipublish di Daily Social Mei lalu, konsultan teknologi Redwing-Asia bahkan memperkirakan pada 2015 Indonesia akan mampu meraup pendapatan 3 sampai 10 miliar dollar Amerika!

Namun, memang tak semuanya dapat bertahan di persaingan keras. Tokopedia merupakan salah satu startup e-commerce lokal yang masih bertahan dalam persaingan dengan perusahaan besar seperti Rakuten, eBay, Lazada dan lain-lain.

Tokopedia juga terus bertumbuh secara traffic dan masuk ke situs top 100 populer di Indonesia. Tak hanya menarik dari sisi pengunjung Tokopedia juga setiap tahunnya selalu mendapatkan investor baru. Ketika banyak startup yang sulit mencari pendanaan, Tokopedia justru mendapatkan aliran dana yang tiada henti.

“Kami tidak melihat fundraising sebagai tujuan dari sebuah startup, tapi hanya sebuah proses dalam membantu mengakselerasi sebuah local startup company menjadi world class company dalam kurun waktu yang lebih singkat,”ujar William Tanuwijaya, Co- Founder dan CEO Tokopedia.

Lebih lanjut William menjelaskan,  ia percaya perjalanan sebuah tech startup itu seperti lari marathon, bukan lari sprint. Jadi  dapat dipastikan akan selalu ada kompetisi yang sengit dalam setiap model bisnis yang dikedepankan sebuah startup.  Namun menurut William, layaknya  berlari marathon,  pemenangnya bukan siapa yang mampu berlari paling cepat ketika pistol ditembakkan. Pemenangnya adalah mereka yang punya determinasi dan konsistensi untuk berlari hingga garis finish.

“Saya juga sangat setuju dengan tweet dari Jason Evanish bahwa pekerjaan utama dari seorang founder atau CEO ada tiga hal: Don't run out of cash, recruit and retain best talent, dan set & spread the vision,” tutur William. Artinya  mendapatkan investor merupakan salah satu alternatif untuk memastikan perusahaan tetap punya cash untuk beroperasi dan membangun traction.

Rahasia mengapa Tokopedia  begitu mudahnya mendapatkan  investor setiap tahunnya, ternyata sangat sederhana. William menuturkan hingga saat ini fokus utama Tokopedia masih terletak pada pengembangan perusahaan itu sendiri , bukan mencari investor atau pendanaan.

“Kami melihat fundraising hanya sebagai pit stop strategy. Ketika timing dan variabelnya tepat, sewaktu-waktu kami memutuskan untuk masuk ke pit stop.”

Seperti balap F1, ada kalanya Anda memutuskan untuk masuk ke pit stop, mengisi bahan bakar baru, dan mengganti ban sesuai dengan medan yang sedang ditempuh. “Terlebih kompetisi yang kami hadapi dari tahun ke tahun datang dari heavyweight contender. Tahun pertama kami harus berhadapan dengan Telkom yang bermitra dengan eBay dalam revamp Plasa. Tahun kedua kami berhadapan dengan Rakuten yang menggandeng MnC, dan tahun ketiga Naspers MIH mengakuisisi Multiply dan memindahkan HQ mereka ke Jakarta. Kompetisi kami adalah perusahaan-perusahaan besar yang sudah punya pengalaman luar biasa dan pemodalan berlipat-lipat ganda diatas kami pada waktunya, sementara kami mulai dari team berisi dua pemuda lulusan Bina Nusantara dan Atmajaya tanpa pengalaman bisnis sebelumnya dan Bahasa Inggris pas-pasan.”

William menambahkan, “kami melihat investor yang kami terima setiap tahun nya sebagai pit stop strategi kami yang sangat tepat, selain tambahan pemodalan, know how yang tepat pun kami dapatkan untuk membantu kami mampu bersaing dengan para raksasa-raksasa tersebut.”

Ia pun menegaskan bahwa dari  tahun ke tahun terus terjadi peningkatan di semua elemen KPI. Tahun ini Tokopedia telah menjadi salah satu dalam top 50 situs paling sering dikunjungi di Indonesia. “Kami merasa sangat beruntung mampu menjadi salah satu perusahaan internet lokal paling muda di Indonesia namun berhasil menembus top 100 most visited website di Indonesia ketika konten yang lebih sering dikonsumsi adalah situs-situs dari luar Indonesia.”

Tak hanya itu saja, jumlah penjual, pembeli, dan transaksi pun meningkat sangat pesat. “Per hari kami sekarang sudah membukukan transaksi Milyaran Rupiah, kontras sekali berbanding tahun pertama kami dimana kami butuh 1 tahun penuh untuk mencapai akumulasi transaksi 6 Milyar Rupiah. Yang dulunya butuh tahun, kini hanya butuh hitungan hari.”

Keberhasilan dari Tokopedia mencapai traction yang diharapkan tersebut, membuat situs ini dalam beberapa tahun terakhir ini, setiap tahunnya menerima beberapa interest dari VC.  Dengan 4 investor, terdengar seperti sebuah kerepotan untuk me-manage semuanya. Karena masing-masing investor tentu punya agendanya tersendiri. William melihat ini semua sebagai sebuah tantangan.

“Ini memang tantangan yang harus dihadapi jika jalan yang  dipilih untuk mengembangkan usaha adalah fundraising instead of bootstrapping. Facebook sebelum IPO juga memiliki puluhan investor berbeda, dari high individual, corporate investment, hingga VC. Jika target kamu adalah IPO, satu hari nanti kamu juga harus akan berhadapan dengan manage ekspektasi dari publik. Jadi ini sebuah learning curve yang sangat bagus. “

Biar bagaimana pun William tetap menegaskan penting sekali memastikan investor baru yang  diterima sebagai bagian dari shareholder adalah mereka-mereka yang punya satu visi. “Kami cukup beruntung setiap tahun nya mendapatkan beberapa term sheet dari pihak yang berbeda, sehingga kami bisa memilih dan memastikan partner terbaik.”

Menjawab pertanyaan apakah Tokopedia ke depan akan menerima investor lagi setiap tahunnya William mengatakan, “Kembali kepada filosofi pit stop strategy kami. Jika memang nantinya butuh masuk pit stop lagi untuk dapat berlari lebih kencang dan memenangkan kompetisi, mengapa tidak? Model marketplace adalah model dimana winner takes it all. We aim to be the winner since day one.”

Tips untuk startup lain yang kesulitan mendapatkan investor, William menyarankan untuk fokus membangun produk dan traction daripada menghabiskan  dana  untuk meraih pengguna baru.

Penting juga memastikan pengguna startup Anda sudah mendapatkan manfaat yang Anda bangun. “Mempertahankan pengguna setia jauh lebih sulit daripada mendatangkan pengguna baru. Jika Anda berhasil melakukan hal tersebut, tawaran investasi pasti akan datang dengan sendirinya.”

William pun wanti-wanti bagi startup, jangan sekali-sekali make up numbers, terutama saat wawancara  dengan media. “Jika mendapatkan kesempatan untuk interview, berikan angka-angka yang real sekalipun angkanya menurut Anda kecil. Atau jangan beri angka sama sekali. Sekali Anda make up numbers, dan jika satu hari nanti diaudit dalam rangka closing funding round, risikonya bukan hanya gagal close the round tapi juga kehilangan reputasi baik.”

Tokopedia hingga saat ini konsisten membuka beberapa angka kami ke media. “Kalau dikilas balik angka yang kami beberkan lalu terbilang kecil. Tetapi yang terpenting bukan angka di saat itu, tapi pertumbuhannya dari waktu ke waktu.”

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again