1. Startup

Menyaingi LinkedIn, Twitter Difavoritkan Menjadi Platform Info Lowongan Pekerjaan

Meski bukan dikenal sebagai platform jejaring sosial bagi kalangan profesional seperti LinkedIn, Twitter akhir-akhir ini dibanjiri dengan sejumlah tweet yang “berbau” lowongan pekerjaan dari sejumlah pelaku bisnis di seluruh dunia. Hal ini sontak memunculkan anggapan akan layanan Twitter yang mampu memberikan interaksi secara langsung dari para pelaku bisnis kepada banyak kalangan umum.

Tentu bukan maksud Twitter untuk menyaingi LinkedIn, tetapi sebuah riset yang dilakukan oleh lembaga riset Gozaik menyimpulkan hal tersebut bahwasanya “Twitter is the new LinkedIn”. Seperti yang dikutip dari VentureBeat, di Twitter selain banyak informasi mengenai tweet produk dan informasi terbaru, sejumlah pelaku bisnis tersebut tak jarang juga menyelipkan informasi lowongan pekerjaan dalam tweet-nya kepada seluruh pengguna.

Bayangkan saja, menurut riset tersebut dalam sebulan setidaknya ada sekitar 500.000 lowongan pekerjaan yang di-tweet oleh sejumlah perusahaan atau dalam satuan lain, ada sekitar 15 lowongan pekerjaan setiap menitnya yang muncul di timeline pengguna. Melihat hal tersebut tentu tak aneh jika Twitter kemudian dianggap sebagai “pesaing” LinkedIn secara tak langsung.

Dalam laporannya, Gozaik juga membeberkan sejumlah persentase yang dikumpulkannya dalam studi kasus ini mengenai sektor industri mana saja yang kerap mem-posting lowongan pekerjaannya melalui platform Twitter. Tercatat sekitar 24,7% job tweet didominasi oleh industri sales, kemudian di bawahnya terdapat industri IT yang menyumbang sekitar 24,5% untuk kemudian disusul dengan industri kesehatan sebesar 14,9% dan sisa sekitar 16% berasal dari industri di berbagai bidang lain.

Dari persentase tersebut, nyatanya angka tersebut merupakan angka yang bertumbuh secara signifikan dalam beberapa waktu belakangan. Gozaik melaporkan, tren lowongan pekerjaan via Twitter ini angkanya terus tumbuh hingga mencapai 32% dari enam bulan terakhir dan hal ini dapat mengindikasikan bahwa platform Twitter menjadi pilihan sejumlah perusahaan untuk menjaring calon karwayannya secara cepat dan efektif. Tentu hal tersebut juga bisa dibilang merupakan solusi instan untuk mendapatkan calon pekerja dari kalangan manapun.

Lalu apa yang menyebabkan Twitter begitu digemari banyak pengguna dan kalangan bisnis untuk mencari dan memberi info lowongan pekerjaan? Selain sifat jejaring sosialnya yang tentu memberikan akses secara langsung kepada jutaan pengguna Twitter, ada hal lain yang bisa menjadi fakta menarik dari laporan Gozaik ini. Joe Budzienski, selaku co-founder Gozaik, mengungkapkan banyak sektor-sektor industri dan lowongan pekerjaan yang nyatanya jarang ditemui di dalam platform LinkedIn malah justru banyak “diiklankan” ke dalam Twitter.

“Mereka banyak mencari ahli-ahli bedah dan spesialis kanker (melalui Twitter), hal tersebut tentu tak akan Anda temui di dalam LinkedIn,” ungkapnya sesuai dengan pemberitaan VentureBeat. Ia menambahkan hal itu dipacu karena banyaknya profesional dari kalangan medis yang lebih memanfaatkan platform Twitter untuk membagikan informasi dan update terbaru bagi seluruh kalangan.

Dari pertumbuhan yang cukup signifikan tersebut, Joe Budzienski juga memperkirakan nantinya Twitter akan lebih dibanjiri oleh banyaknya lowongan pekerjaan di tahun 2014 mendatang. Ia memprediksi di tahun 2014 nanti akan ada sekitar dua juta tweet tiap bulannya yang datang dari berbagai perusahaan dalam mencari kandidat. Dari pertumbuhan itu, bukan hal yang mustahil jika nantinya Twitter akan mendominasi pencarian dan perekrutan pekerjaan yang mungkin saja akan sedikti menggeser LinkedIn sebagai platform jejaring sosial bagi kalangan profesional.

Hal ini tentu perlu diingat bukan lah suatu langkah yang diambil oleh Twitter sendiri, melainkan fakta yang terjadi di tengah-tengah masyarakat dalam memanfaatkan layanan media sosial dengan jutaan pengguna. Kekuatan media sosial raksasa seperti Twitter dan Facebook memang kerap dijadikan tempat untuk memfasilitasi kebutuhan apa saja dari pengguna.

Mulai dari banyaknya pengguna yang berjualan seperti halnya platform e-commerce hingga maraknya informasi lowongan pekerjaan seperti halnya pembahasan ini semua jamak ditemui di timeline maupun news feed kita sehari-hari. Kembali lagi tentu sifat dari dua jejaring sosial ini yang jauh lebih “menyentuh” ke jutaan pelanggan bisa dibilang menjadi penyebab mengapa banyaknya hal-hal umum yang dimasukkan ke dalam platform tersebut.

 

[ilustrasi foto oleh: Shutterstock]

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again