4 October 2013

by DailySocial

KakaoTalk Hadirkan Fitur Free Call Untuk BlackBerry OS di Indonesia

Merasa perlu bersaing demi menjaring pengguna lebih luas, KakaoTalk, aplikasi penyedia layanan mobile messaging yang iklannya akhir-akhir ini sering beredar di stasiun TV nasional, belum lama ini mengumumkan kehadiran fitur free call atau telepon gratis antar sesama pengguna pada platform BlackBerry. Langkah yang cukup berani diambil oleh KakaoTalk ini dipandang sebagai upaya KakaoTalk dalam bersaing dengan kompetitor lainnya.

Seperti yang diberitakan oleh TechInAsia pada (3/10), KakaoTalk telah menambahkan fitur free call dengan menghadirkannya ke dalam platform BlackBerry namun hanya untuk pasar Indonesia. Mengapa? Tentu jawabannya dapat dengan mudah ditebak. Ya, karena platform BlackBerry masih memiliki market yang luas di pasar Indonesia. Melihat hal tersebut, tentu bukan suatu hal yang aneh bagi KakaoTalk dalam memutuskan untuk menghadirkan layanan telpon gratisnya itu kepada para pengguna perangkat smartphone asal Kanada tersebut.

Hal ini juga mungkin saja dapat dikatakan sebagai upaya KakaoTalk dalam menarik hati pengguna smartphone di Indonesia. Pasalnya, data yang dirilis oleh Nielsen baru-baru ini, yang menjabarkan 10 aplikasi favorit pengguna di Asia Tenggara termasuk Indonesia, tak menyematkan nama KakaoTalk di 10 peringkat tersebut. Lain halnya dengan para pesaing KakaoTalk, yaitu Line, WhatsApp, BlackBerry Messenger, dan WeChat yang yang mengisi beberapa posisi di daftar tersebut.

Boleh dikatakan, langkah yang cukup berani dengan menghadirkan fitur free call pada layanan KakaoTalk di platform BlackBerry cukup dipercaya menjadi solusi jangka pendek bagi penyebaran KakaoTalk di Indonesia yang cenderungmelempem di banding pesaing lainnya. Hal ini mungkin saja dapat terwujud karena di antara aplikasi serupa yang hadir di platform BlackBerry tak satu pun menyematkan layanan free call sebagai salah satu fiturnya. Entah mengapa yang jelas mungkin saja aplikasi penyedia lainnya tersebut sudah kurang meminati BlackBerry sebagai sebuah platform yang menjual.

Fitur free call melalui VoIP (Voice over Internet Protocol) memang dianggap banyak orang sebagai fitur yang “wajib” ada di setiap aplikasi mobile messaging. Alasannya, ketersediaan koneksi internet yang kian tak ada batas membuat layanan ini dianggap sebagai solusi berkomunikasi dengan lawan bicara dengan biaya paling murah. Cukup sekali terkoneksi dengan internet, pengguna sudah dapat ngobrol sepuasnya asalkan penerima telepon juga memakai aplikasi yang sama dan juga terkoneksi dengan internet.

Namun, apakah layanan terbaru dari KakaoTalk ini akan diminati oleh pengguna BlackBerry di Indonesia? Saat ini, pengguna BlackBerry di Indonesia berjumlah kurang lebih ada sekitar 15 juta pengguna, dan dalam hasil riset Nielsen Informate Mobile Insight beberapa waktu lalu, aplikasi BlackBerry Messenger masih menduduki peringkat teratas dalam peringkat 10 aplikasi favorit pengguna di Indonesia.

Melihat hal tersebut, rasanya layanan free call KakaoTalk masih dapat diminati oleh banyak pengguna yang hingga hari ini masih “setia” menggunakan smartphone yang kini kepemilikan perusahaannya telah berpindah tangan.  Namun kembali lagi, langkah ini menurut saya pribadi hanya dapat menjadi solusi cepat atau jangka pendek bagi persaingan KakaoTalk dalam merebut hati pasar di Indonesia. Tentu diharapkan fitur breakthrough lainnya yang dikembangkan oleh KakaoTalk dapat dihadirkan di lain waktu untuk menambah seru persaingan antar penyedia layanan yang serupa ini.

Hingga berita ini diturunkan, fitur free call dari KakaoTalk untuk BlackBerry hanya tersedia pada platform BlackBerry OS 5 dan 7, tidak untuk BlackBerry 10. Jika dilihat dari ketersediaannya saat ini saja, hal ini sudah mampu memberikan kesimpulan akan niatan KakaoTalk dalam mencoba untuk merebut pasar di Indonesia. Tentu saja pengguna kedua OS tersebut masih mendominasi jumlah perangkat BlackBerry yang beredar di Indonesia. Cukup berpotensi? Iya, namun apakah akan bertahan lama? Tentu jawabannya akan dapat kita lihat beberapa waktu ke depan, yang jelas saya rasa aplikasi pesaing lainnya tidak akan mengikuti langkah yang sama dilakukan dengan KakaoTalk.


Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro.