8 July 2015

by Yoga Wisesa

Dua Seniman Temukan Cara Baru Melukis Cahaya di Udara

Sewaktu bicara soal melukis cahaya, biasanya kita langsung teringat pada teknik fotografi berbekal setting slow shutter di ruang temaram, baik dengan menggerakan sumber sinar ataupun kamera. Para inventor mencoba menterjemahkan ide tersebut lewat device kreasinya, tapi ciptaan dua seniman ini boleh dibilang sebagai lompatan berikutnya di ilmu light painting.

Ekaggrat Singh Kalsi dan Daniel Canogar, dua individu ini menyajikan metode unik dalam melukis cahaya melalui dua cara berbeda. Ekaggrat Singh Kalsi ialah seorang arsitek berkebangsaan India. Tantangan tersebut ia jawab dengan mengusung teknologi 3D printing. Sedangkan Daniel Canogar sendiri memakai teknik yang lebih 'tradisional', via tile LED untuk menghasilkan gambar-gambar menakjubkan.

Mari kita mulai dari karya Canogar terlebih dulu. Proyek terbarunya itu ia namai Reel. Bersama timnya, Canogar menyusun papan-papan berisi LED di bidang melengkung dan spiral. Ukurannya sangat besar, diletakkan menggantung di langit-langit gedung. Tentu konten dan permainan cahaya sangat berperan dalam menciptakan ilusi optik. Sebelumnya, Daniel meminta sejumlah relawan untuk bergerak di atas green screen dan merekam mereka.

Info menarik: Electroloom Memungkinkan Kita ‘Menjahit’ Baju Via Teknologi 3D Printing

Proyek Reel pada dasarnya telah dimulai sejak lima tahun silam. Karya Daniel Canogar sempat menggantung di kantor Europen Union Council di Brussel, dipamerkan di Canal de Isabel II Madrid, lalu di 2 Houston Center, hingga di American Museum of Natural History - yang terakhir ini tidak kalah indah karena cahaya diproyeksikan ke kabel supaya menyerupai jaringan syaraf otak. Invensi anyar Canogar dapat Anda lihat di bawah.

Kreasi sang arsitek India sendiri tidak kalah istimewa. Berbekal ilmu dasar 3D printing dan konsep hologram, Ekaggrat Singh Kalsi 'mengganti' filamen cetak dengan cahaya LED, kemudian merekamnya menggunakan kamera di setup long exposure. Selama setahun ke belakang, Kalsi bekerja keras memodifikasi printer cahaya tersebut sehingga mampu mencetak full color.

Caranya tidak sesederhana bayangan kita. Kalsi menambatkan lampu LED RGB ke micro platform di mesin 3DR miliknya. Selanjutnya, ia memprogram kamera agar mampu beroperasi (start dan stop) otomatis, supaya Kalsi tidak perlu repot menekan tombol shutter. Dan dengan memanfaatkan Opto Isolator, ia membubuhkan pin Ramp di shutter, memungkinkan sang seniman memindai serta mencetak wajah putrinya secara 3D via cahaya.

Seperti inilah hasilnya:

Sumber: 3D Printing Industry & DanielCanogar.com.