1. Startup

Tentang Run Princess Run dan Imaginarium Games, Studio Game Indie

Sebelum pergantian tahun ini, DailySocial sempat menulis tren yang akan terjadi pada tahun 2012. Salah satu yang disebut saat itu adalah mobile games. Tahun 2012 baru berjalan dua bulan, namun telah banyak perusahaan lokal yang aktif beraktivitas dalam bidang game mobile. Salah satu yang baru muncul adalah Imaginarium Games. Studio game yang berbasis di kota Yogyakarta ini, baru saja meluncurkan games pertama mereka yang diberi judul “Run Princess Run!”.

Saat ini Run Princess Run hanya terdapat dalam platform Nokia. Setelah mendapat sambutan baik di 113 negara, mereka berencana membuat game ini dalam platform Android dan Windows Mobile. Sementara itu, dalam usaha promosi Run Princess Run, mereka mengadakan kompetisi highscore yang berhadiah ponsel Nokia. Jika Anda tertarik untuk mengikuti kompetisi tersebut, bisa melihat keterangannya di tautan ini. Imaginarium Games menyatakan dirinya sebagai sebuah studio game development yang indie. Meskipun baru didirikan Februari 2012, mereka sudah bisa merilis game pertamanya yang telah digarap bersama sebelum Imaginarium Games ini berdiri. Saat ini, Imaginarium Games hanya terdiri dari 4 orang saja (1 game designer dan 3 programmer). Mereka mengaku, saat ini mencari seorang artist yang memiliki kesamaan ide dengan mereka, untuk di ajak bergabung dengan Imaginarium. Dalam wawancara via email, Nikko Soetjoadi, game designer Imaginarium Games, mengatakan awalnya tim Imaginarium adalah kumpulan orang-orang yang memiliki ketertarikan dengan games. Berbekal passion untuk mengembangkan sebuah game akhirnya mereka sepakat untuk mendirikan studio game ini dengan harapan bisa berkreasi dan menciptakan karya mereka sendiri. Game yang dihasilkan pun harus berkualitas dan yang tidak hanya merupakan game copycat yang mencoba meniru kesuksesan game originalnya. Untuk itu, mereka siap untuk belajar sesuatu yang baru dan memberikan usaha terbaik mereka. Imaginarium berharap industri IT di Indonesia, terutama yang berbasis di Yogyakarta, bisa bertahan sekaligus bisa berkembang cepat tidak hanya dari segi jumlah tetapi dari segi kualitas. Mimpi mereka, suatu saat Yogyakarta bisa menjadi Sillicon Valley-nya Indonesia. Hal ini mungkin terwujud, karena adanya kultur keterbukaan yang secara natural dimiliki Yogyakarta. Semua pemain di industri IT di Yogyakarta, menurut Nikko, saling kenal dan mau saling berbagi untuk berkembang bersama. Ketika ditanya tentang keterbukaan untuk investor, Nikko menyatakan bahwa saat ini Imaginarium sedang berkonsentrasi untuk membuktikan diri melalui karya-karya mereka. Agar nantinya, jika ada investor yang berminat, Imaginarium bisa memberikan bukti-bukti kualitas dan potensi mereka.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again