1. Startup

Spavista Ingin Lebarkan Sayap Bisnis Reservasi Dengan Ubah Nama Jadi "Revasi"

Situs booking online untuk perawatan spa dan kecantikan, Spavista resmi usung nama baru. Setelah sempat mengantongi pendanaan awal sebesar Rp 1,8 miliar pada Agustus kemarin, Spavista kini telah berganti nama menjadi Revasi. Alasannya singkat, pendirinya ingin menjadikan Revasi sebagai platform reservasi terlengkap di luar layanan spa dan kecantikan di Indonesia.

Sekedar informasi kembali, sebelum berganti nama, Spavista sendiri melakukan debut apiknya di medio 2013 lalu dengan berdiri sebagai platform pemesanan online layanan spa dan perawatan tubuh lain di area Bali. Lama kelamaan, layanannya meluas hingga ke wilayah Jakarta, Batam, dan bahkan sampai di wilayah Asia Tenggara seperti di Thailand dan Singapura. Tak hanya disiapkan untuk penikmat spa, platform Spavista juga bisa dimanfaatkan bagi pebisnis dalam berpromosi yang kemudian menjadi salah satu aliran monetisasi Spavista.

Di tengah performa bisnisnya yang terus bertumbuh subur, sang pendiri, Ken Suriafur malah justru merasa gamang dengan banyaknya anggapan pengguna bahwa Spavista adalah pelaku bisnis spa, padahalnya menurutnya tidak sama sekali. Untuk itu nama “Revasi” akhirnya dimajukan sebagai caranya me-rebranding Spavista secara keseluruhan.

“Nama Spavista terlalu niche untuk market yang kami ingin pasarkan. Seperti yang kami lakukan survey ke beberapa orang di Jakarta, kebanyakan berpikir bahwa Spavista adalah bisnis spa. Kami memakai nama Revasi untuk memperkenalkan metode lain dalam melakukan reservasi untuk spa, salon dan kedepan untuk golf dan yang lainnya,” ungkap Ken yang menghubungi kami via email.

Ken memproyeksikan, Revasi bisa menjadi platform lengkap yang bisa dimanfaatkan tak hanya oleh pengguna, namun juga bisa dimanfaatkan oleh pebisnis. Persis seperti saat berdiri sebagai Spavista, hanya saja kali ini menurut Ken, Revasi bakal bisa memiliki kemitraan yang jauh lebih luas lagi dari sebelumnya.

“Kami ingin memperkuat branding kami sebagai salah satu platform reservasi dan bukan hanya di Spa saja melainkan di kategori lainnya juga. Dengan branding ini, kami akan menggunakan strategi marketing seperti ‘B2B2C’, yaitu kami mewajibkan mitra kami untuk melakukan promosi branding kami di toko mereka dengan menggunakan door hanger dari kami,” jelasnya.

Model bisnis yang sedemikian rupa tersebut, rupanya dipelihara betul oleh Ken dan tim dalam menggerakkan roda model bisnis Revasi. Ia menambahkan informasi, dalam waktu dekat Revasi akan meluncurkan aplikasi mobile white label (bersumber dari satu basis yang sama). Ken menuturkan, aplikasi ini bisa menjadi sumber pendapatan baru, dikarenakan Revasi mematok biaya tertentu selama setahun bagi mitra Revasi yang ingin memiliki aplikasi mobile tersendiri yang terintegrasi dengan layanannya.

Sayangnya, Ken sendiri belum bisa menginformasikan lebih lanjut perihal kapan aplikasi white label ini bakal diluncurkannya. Dirinya mengaku, dalam waktu dekat segenap timnya akan fokus terlebih dahulu untuk peluncuran Revasi di Jakarta dan juga menggelar kontes online yang bisa disimak dalam tautan ini.

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again