Dark
Light

Akhirnya, Valve Berikan Respon Terkait Dota Pro Circuit dan The International 10

1 min read
September 7, 2020

Beberapa waktu yang lalu, Valve selaku developer dan publisher Dota 2 akhirnya membuka suara di tengah carut-marut skena kompetitifnya di lingkup global. Melalui sebuah rilis resmi yang dilansir di laman blog mereka, Valve memberikan sedikit titik terang mengenai Dota Pro Circuit dan beberapa hal lainnya.

Gelombang protes menghantam Valve dikarenakan minimnya respon dan perhatian kepada kompetisi profesional Dota 2 dalam situasi pandemi sejak awal tahun 2020. Kekosongan musim kompetisi menjadikan turnamen di tahun 2020 dijalankan oleh esports organizer untuk sekadar membuka ruang kompetisi bagi tim-tim Dota 2 profesional di beberapa region. Kabar terakhir yang terdengar dari Valve hanyalah pencapaian prizepool dan penundaan gelaran The International 10.

Lobi kantor Valve.
Lobi kantor Valve.

Setidaknya Valve mengakui lambat dan minimnya informasi terkait kepastian DPC tahun 2020. Valve memberikan konfirmasi akan ketiadaan turnamen DPC sampai akhir tahun ini. Pihak ketiga diberikan keleluasaan untuk menjalanakan turnamen dan liga sampai akhir tahun 2020. Selama 8 bulan berselang di tahun 2020, Valve menghadapi kesulitan dalam mengambil keputusan seiring dengan perkembangan situasi pandemi yang belum menunjukkan perbaikan.

Dalam keterangannya Valve juga menyatakan, dalam waktu dekat sudah ada beberapa turnamen yang terkonfirmasi akan digelar oleh pihak ketiga. Rencananaya akan ada 4 turnamen yang berlangsung di region Eropa dan 3 turnamen yang akan digelar di region Tiongkok.

Secara eksplisit tidak disebutkan akan adanya turnamen di region Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Asia tenggara. Region yang disebutkan sebelumnya seolah-olah menjadi anak tiri di tengah jalannya kompetisi Dota 2 selama ini. Salah satu berita memilukan yang terdengar dari region Asia Tenggara adalah pembubaran tim Dota 2 Reality Rift dan Geek Fam. Tidak menutup kemungkinan dalam waktu dekat akan ada tim Dota 2 lainnya yang berguguran karena ketiadaan kompetisi.

Lebih jauh mengenai pernyataan Valve, Clinton “Fear” Loomis sebagai atlet esports memberikan tanggapannya. Dalam tweetnya Fear menyatakan tidak puas dengan inisiatif yang minim dari Valve, setidaknya menyangkut kekosongan turnamen sampai akhir tahun ini.

Respon keras yang datang dari atlet dan organisasi esports terasa lumrah dikarenakan tidak berjalannya musim kompetisi yang sudah barang tentu memberi dampak yang beragam, termasuk dampak finansial.

Di waktu yang sama Valve juga angkat bicara mengenai Dota TV streaming rights. Dalam pembaruan yang akan diterapkan di tanggal 15 September 2020 mendatang, Valve akan mewajibkan esports organizer untuk menjalin kerja sama dengan community streamer.

Langkah ini ditempuh agar menjadi jalan tengah di antara esports organizer dan community streamer, karena Valve tidak dapat memungkiri, keduanya memiliki peran bagi kelangsungan Dota 2. Sebagai penutup Valve menjanjikan akan memulai DPC di awal tahun 2021 dan berharap bisa melangsungkan The International di Stockholm.

idEA menunjuk Bima Laga sebagai Ketua Umum baru untuk kepengurusan periode 2020-2022, menggantikan Ignatius Untung yang telah berakhir
Previous Story

idEA di Bawah Pimpinan Baru, Kembali Lanjutkan Penguatan Ekosistem Ekonomi Digital

Next Story

Dibanderol Rp 8 Juta, OPPO Reno4 Pro Unggulkan Desain Premium dan Layar 90 Hz

Latest from Blog

Don't Miss

Valve Buat Regulasi Baru di CS:GO, Apa Dampaknya ke Ekosistem Esports?

Selama bertahun-tahun, Valve jarang turun tangan untuk menentukan arah perkembangan
Dota 2 10th anniversary

Rayakan 10 Tahun, Dota 2 Rilis Seri Kosmetik Ikonik Sepanjang Sejarah

Setelah dinantikan sekian lama, Dota 2 akhirnya merilis update untuk