Dark
Light

Walau Penonton Mixer Meningkat, Twitch Masih Merajai Pasar

1 min read
December 27, 2019
Sumber: Unpause Asia

Bisnis streaming memang sedang menjadi buah bibir belakangan. Berkat hal tersebut, Ninja bisa menerima pemasukan tahunan lebih besar dibanding dengan pemain bola liga Inggris. Tak hanya dari sisi para talentanya, platform yang menjadi wadah streamer juga mengalami kenaikan besar di tahun 2019 ini.

Salah satu sorotan yang menarik adalah, peningkatan jumlah hours watched dari platform Mixer. Tahun 2019, Mixer memang terlihat sedang berusaha keras menantang bos besar platform streaming di barat, yaitu Twitch. Terlihat mereka menggunakan strategi agresif, lewat tindakan akuisisi dua talenta streamer paling panas tahun ini, Shroud dan Ninja.

Kehadiran Ninja memang terbukti meningkatkan jumlah streamer dan konten yang disiarkan. Tapi, apakah ini artinya Mixer sudah berhasil menyaingi Twitch? Mengutip data yang dilangsir oleh StreamElements dan Arsenal.gg, ternyata angka total jam ditonton Mixer masih sangat kerdil jika dibandingkan dengan Twitch.

Sumber: StreamElement
Sumber: StreamElement

Mixer hanya menerima proporsi sebesar 3% dari total market share hours watched platform streaming besar di dunia. Twitch sebagai yang terbesar mendapat proporsi 73%, disusul Youtube Gaming sebesar 21%, dan Facebook Gaming yang juga cuma 3%.

Namun demikian semua platform streaming ternyata sedang mengalami pertumbuhan secara year-on-year dari 2018 ke 2019. Walau demikian, Facebook Gaming dan Mixer jadi dua platform stream dengan pertumbuhan terbesar.

Menariknya, angka pertumbuhan total jam ditonton Mixer terbilang lebih kecil jika dibanding Facebook Gaming. Mixer tumbuh 149%, dari 142.223.690 total jam ditonton pada tahun 2018, menjadi 353.777.685 di tahun 2019. Sementara Facebook Gaming tumbuh dengan signifikan 210% dari 114.754.621 jam ditonton di tahun 2018, menjadi 356.242.965 jam ditonton pada tahun 2019.

Sumber: StreamElement
Sumber: StreamElement

StreamElements mengatakan, bahwa pertumbuhan signifikan yang dialami Mixer terjadi karena beberapa hal. Akusisi talenta streamer papan atas adalah satu hal. Namun selain itu peningkatan ini juga melibatkan faktor lain seperti teknologi dengan fitur menarik, pendekatan berlapis dalam membangun komunitas, ditambah dukungan platform terhadap komunitas pihak ketiga yang memungkinkan sang streamer bisa hidup lewat melakukan apa yang dia suka.

Walau menjadi ujung tombak, namun talenta bukanlah segalanya dalam persaingan platform streaming ini. Shroud, yang juga pindah ke Mixer, sempat mengatakan bahwa Mixer punya komunitas yang lebih baik dibanding dengan Twitch. Selain dari itu, Mixer juga hadir dengan fitur-fitur mutakhir yang bisa membuat penontonnya betah. Protokol Faster Than Light contohnya, yang mengutamakan optimasi latency dan kegiatan interaktif dalam proses pengembangan Mixer.

Tahun depan, pertarungan platform streaming sepertinya belum akan berhenti. Pertumbuhannya juga belum, karena penontonnya mungkin akan bertambah seiring dengan semakin majunya teknologi. Pertanyaannya? Akankah ada platform streaming yang mampu menggeser Twitch dari singasananya?

Sumber header: Unpause.Asia

Previous Story

Valve Singkap Game Steam Dengan Pemasukan Terbesar di Tahun 2019

Next Story

Fitur Fixed Foveated Rendering di Oculus Quest Kini Dapat Aktif Saat Dibutuhkan Saja

Latest from Blog

Don't Miss

Valve Buat Regulasi Baru di CS:GO, Apa Dampaknya ke Ekosistem Esports?

Selama bertahun-tahun, Valve jarang turun tangan untuk menentukan arah perkembangan

Peran Mobile Esports Dalam Pertumbuhan Industri Esports Global

Beberapa tahun belakangan, industri esports memang tumbuh pesat. Setiap tahun,