1. Startup

Layanan Penawaran Kupon CouponDunia Coba Dobrak Pasar Indonesia

Layanan penawaran kupon CouponDunia yang berbasis di India mencoba mendobrak pasar Indonesia dengan menawarkan penawaran kupon diskon untuk konten lokal. Tidak tanggung-tanggung, bisa dibilang semua layanan e-commerce populer di Indonesia saat ini digandeng oleh CouponDunia, sebut saja Zalora, Lazada, Rakuten, Tiket, Tees, bahkan AirAsia.

Seperti dikutip dari Tech In Asia, pendiri CouponDunia Sameer Parwani mengatakan bahwa situs Indonesia yang baru ini memiliki 140 penawaran secara gratis, dengan jumlah yang akan terus bertambah. Sameer menjelaskan bahwa timnya dalam proses untuk mengedukasi merchant Indonesia tentang keuntungan menggunakan proses kupon.

Tentu saja CouponDunia bukanlah yang pertama mengadopsi sistem kupon ini. Uluyu, yang kami ulas hampir dua tahun yang lalu, bisa dibilang adalah yang lebih dulu mencobanya dan gagal. Meskipun situsnya masih hidup sampai sekarang, tidak ada penawaran Uluyu yang lebih baru dari tahun 2012.

Tampilan CouponDunia bisa dibilang serupa dengan RetailMeNot, suatu layanan penawaran kupon yang mungkin terbesar di dunia. Meski tidak yakin terhadap adanya afiliasi antara CouponDunia dan RetailMeNot, saya berpendapat kemiripan dengan pemimpin global membantu memudahkan identifikasi proses bisnis yang dilakukan oleh CouponDunia. Mereka yang sudah terbiasa menggunakan RetailMeNot tentu tidak kagok jika mencoba layanan CouponDunia. RetailMeNot, menurut saya, merupakan contoh sukses layanan kupon yang membantu memberi dukungan terhadap budaya belanja e-commerce di Amerika Serikat.

Kembali ke CouponDunia, banyaknya partner ternama yang bekerja sama di awal peluncuran seharusnya membantunya dalam mengedukasi pasar konsumen. Apalagi karena kita kenal konsumen Indonesia yang senang dengan harga diskon, seharusnya layanan seperti ini menarik perhatian. Siapa yang tak tergiur jika bisa mendapatkan diskon 15% untuk produk fashion hanya dengan memasukkan kode promosi misalnya.

Tentu saja tidak semudah itu menjual konsep kupon di Indonesia karena jika dibandingkan dengan pasar Amerika Serikat, kupon tidaklah memiliki akar budaya (belanja) yang kuat di negara kita ini. Kuncinya, menurut saya, adalah bagaimana CouponDunia selalu bisa update dengan produk-produk yang sedang tren dan mengambil keuntungan di situ. Berkaca dari pengalaman pendahulunya, barang tentu CouponDunia berusaha tidak mengulangi kesalahan yang sama.

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again