Dark
Light

Kala Startup Founder Menjadi Business Traveler

1 min read
October 25, 2017
Travel dan bisnis? Bagaimana menjalankan keduanya? / Pexels

Menjalankan bisnis startup memang dekat dengan gaya kerja fleksibel. Bukan hanya soal kebiasaan harian dengan jam kerja dan suasana kantor yang santai saja, ada kalanya fleksibilitas tersebut menuntut founder untuk sering melakukan business traveling, oleh sebab usahanya yang konsisten berkembang. Bertemu klien, melakukan pendekatan dengan calon partner usaha, sampai meriset calon konsumen; itu sedikitnya gambaran task list di note smartphone mereka.

“Enak juga ya, bisa jalan-jalan sambil tetap dapat uang.” Anggapan ini sepertinya sudah umum dilontarkan orang-orang ketika melihat seorang business traveler. Pandangan tersebut mungkin saja valid, andai saja tambahan workload, penundaan jadwal keberangkatan, dan penurunan produktivitas tidak termasuk di dalam kegiatan business traveling.

Tantangan-tantangan tersebut sebenarnya dapat dihadapi, jika seorang startup founder bisa mengoptimalisasi dua hal: ruang di dalam tasnya dan device yang digunakannya.

Pastikan semuanya ringan dan nyaman

Yang perlu diingat adalah kamu bepergian bukan untuk berlibur sebagai backpacker. Jadi, kamu tidak perlu memenuhi tasmu dengan pakaian ganti yang bertumpuk. Manfaatkan ruang yang tersedia untuk seluruh device yang kamu perlukan; laptop, tablet, smartphone, MiFi, sampai external hard disk.

Karena banyak aspek yang harus diperhatikan oleh seorang startup founder, maka jangan sampai hal-hal kecil mengganggu pikiran mereka, seperti misalnya tas yang keberatan. Optimalisasi ruang dalam tas akan memastikan beban yang dibawa ringan dan nyaman.

Dorong kinerja dengan device unggulan

Bayangkan, seorang founder yang melakukan business traveling harus memikirkan setidaknya dua hal: bisnisnya dan perjalanannya. Dua hal ini pun sudah cukup menyita perhatian besar, dan jika tidak didukung device dan aplikasi unggulan, bukan tidak mungkin tantangan ini mengambil banyak ruang di kepala.

Jika sudah memutuskan untuk banyak melakukan business traveling, seorang founder harus segera menggunakan laptop dengan performa di atas rata-rata (setidaknya ditenagai Intel Core i7 misalnya), smartphone yang tahan banting (secara harfiah dan kiasan), dan MiFi berkecepatan tinggi.

Kombinasi di atas terhitung ideal bagi seorang startup founder dengan segudang pekerjaan rumah dan memerlukan segala sesuatunya cepat. Apalagi di zaman serba digital, MiFi seperti modem MiFi M5 diperlukan untuk menunjang kinerja. Desain yang ringkas dan kapasitas baterai besar (3250 mAh) adalah pengalaman yang menyenangkan dari sebuah MiFi, dan modem MiFi M5 memiliki itu. Selebihnya, gratis kuota Internet 150 GB tentu cukup untuk membantu pekerjaan seorang founder yang sedang traveling, dengan banderol sebesar Rp 999.000.

“Kemewahan” dari penggunaan gadget tersebut sudah sepatutnya dirasakan oleh para business traveler. Karena perjalanan yang mereka alami bukan hanya tentang mencari jati diri, tapi soal mewujudkan visi.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Smartfren.

Previous Story

Integrasikan Layanan, Gadjian dan UrbanHire Berharap Bantu Kinerja HRD Perusahaan

Next Story

Tahun Ini BRI Indocomtech Hadirkan Area Khusus B2B

Latest from Blog

Don't Miss

Smartfren industri kreatif

Pentingnya Dukungan Internet di Era Creator Economy 

Salah satu perkembangan digital yang menarik untuk diikuti adalah tentang

Daftar Harga Paket Internet Smartfren Terbaru Tahun 2022

Paket internet Smartfren ada bermacam-macam dari sisi kuota dan harganya.